Minggu, 21 Desember 2014



Program Logic Control(PLC) adalah suatu alat kontrol yang terdiri dari beberapa komponin, disini saya akan memberikan contoh beberapa komponen PLC siemens ,seperti Power Supplies,CPU, Modul Digital dan Modul Analog.
1.Power Supplie
Specification:
• Load power supplies for S7-300/ET 200M
• For conversion of the line voltage to the required oper-ating voltageof 24 V DC
•Output current of 2 A, 5 A or 10 A










2.CPU
Specification:
• The compact CPU with integrated digital inputs and out-puts
• For small applications with high requirements in terms of   processingpower
•With process-related functions



















3.MODUL DIGITAL
                          Spesification:
•Digital I/O for the SIMATIC®
S7-300®
• For connecting switches
and 2-wire proximity
switches (BERO)







4.MODUL ANALOG
                          Spesification:
• Analog inputs for the SIMATIC® S7-300®
• For the connection of voltage and current sensors, thermocouples, resistors
and resistance thermometers










Walaupun contoh komponen sekdikit, Semoga bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan PLC Siemens.. semangat bekerja

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)


Meningkatkan Efisiensi PLTU Batu Bara
PLTU yang pertama kali beroperasi di Indonesia yaitu pada tahun 1962 dengan kapasitas 25 MW, suhu 500 ¼C, tekanan 65 Kg/cm2, boiler masih menggunakan pipa biasa dan pendingin generator dilakukan dengan udara. Kemajuan pada PLTU yang pertama adalah boiler sudah dilengkapi pipa dinding dan pendingin generator dilakukan dengan hidrogen, namun kapasitasnya masih 25 MW. Bila dayanya ditingkatkan dari 100 - 200 MW, maka boilernya harus dilengkapi super hiter, ekonomizer dan tungku tekanan. Kemudian turbinnya bisa melakukan pemanasan ulang dan arus ganda dan pendingin generatornya masih menggunakan hidrogen. Hanya saja untuk kapasitas 200 MW uap yang dihasilkan mempunyai tekanan 131,5 Kg/cm2 dan suhu 540 ¼C dan bahan bakarnya masih menggunakan minyak bumi.
Ketika kapasitas PLTU sudah mencapai 400 MW maka bahan bakarnya sudah tidak menggunakan minyak bumi lagi melainkan batu bara. Batu bara yang dipakai secara garis besar dibagi menjadi dua bagian yaitu batu bara berkualitas tinggi dan batu bara berkualitas rendah. Bila batu bara yang dipakai kualitasnya baik maka akan sedikit sekali menghasilkan unsur berbahaya, sehingga tidak begitu mencemari lingkungan. Sedang bila batu bara yang dipakai mutunya rendah maka akan banyak menghasilkan unsur berbahaya seperti Sulfur, Nitrogen dan Sodium. Apalagi bila pembakarannya tidak sempurna maka akan dihasilkan pula unsur beracun seperti CO, akibatnya daya guna menjadi rendah.
PLTU batu bara di Indonesia yang pertama kali dibangun adalah di Suryalaya pada tahun1984 dengan kapasitas terpasang 4 x 400 MW. Kemudian PLTU Bukit Asam dengan kapasitas 2 x 65 MW pada tahun 1987. Dan pada tahun 1993-an beroperasi pula PLTU Paiton 1 dan 2 masing-masing dengan kapasitas 400 MW. Kemudian PLTU Suryalaya akan dikembangkan dari unit 5 - 7 dengan kapasitas 600 MW/unit. PLTU batu bara pada tahun 1994 kapasitasnya sudah mencapai 2.130 MW (16%  dari total daya terpasang). Pada tahun 2003 kapasitasnya diperkirakan sekitar 12.100 MW (37%), tahun 2008/09 mencapai 24.570 MW (48%) dan pada tahun 2020 sekitar 46.000 MW. Sementara itu pemakaian batu bara pada tahun 1995 tercatat bahwa untuk menghasilkan energi listrik sebsar 17,3 Twh dibutuhkan batu bara sebanyak 7,5 juta ton. Dan pada tahun 2005 pemakaian batu bara diperkirakan mencapai 45,2 juta ton dengan energi listrik yang dihasilkan mencapai 104 Twh. 
Banyaknya pemakaian batu bara tentunya akan menentukan besarnya biaya pembangunan PLTU. Harga batu bara itu sendiri ditentukan oleh nilai panasnya (Kcal/Kg), artinya bila nilai panas tetap maka harga akan turun 1% pertahun. Sedang nilai panas ditentukan oleh kandungan zat SOx yaitu suatu zat yang beracun, jadi pada pembangkit harus dilengkapi alat penghisap SOx. Hal inilah yang menyebabkan biaya PLTU Batu bara lebih tinggi sampai 20% dari pada PLTU minyak bumi. Bila batu bara yang digunakan rendah kandungan SOx-nya maka pembangkit tidak perlu dilengkapi oleh alat penghisap SOx dengan demikian harga PLTU batu bara bisa lebih murah. Keunggulan pembankit ini adalah bahan bakarnya lebih murah harganya dari minyak dan cadangannya tersedia dalam jumlah besar serta tersebar di seluruh Indonesia. 
Sistim Kerja PLTU Batu bara
1. Sistim pembakaran batu bara bersih
Adapun prinsip kerja PLTU itu adalah batu bara yang akan digunakan/dipakai dibakar di dalam boiler secara bertingkat. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh laju pembakaran yang rendah dan tanpa mengurangi suhu yang diperlukan sehingga diperoleh pembentukan NOx yang rendah. Batu bara sebelum dibakar digiling hingga menyerupai butir-butir beras, kemudian dimasukkan ke wadah (boiler) dengan cara disemprot, di mana dasar wadah itu berbentuk rangka panggangan yang berlubang. Pembakaran bisa terjadi dengan bantuan udara dari dasar yang ditiupkan ke atas dan kecepatan tiup udara diatur sedemikian rupa, akibatnya butir bata bara agak terangkat sedikit tanpa terbawa sehingga terbentuklah lapisan butir-butir batu bara yang mengambang. Selain mengambang butir batu bara itu juga bergerak berarti hal ini menandakan terjadinya sirkulasi udara yang akan memberikan efek yang baik sehingga butir itu habis terbakar. Karena butir batu bara relatif mempunyai ukuran yang sama dan dengan jarak yang berdekatan akibatnya lapisan mengambang itu menjadi penghantar panas yang baik. Karena proses pembakaran suhunya rendah sehingga NOx yang dihasilkan kadarnya menjadi rendah, dengan demikian sistim pembakaran ini bisa mengurangi polutan. Bila ke dalam tungku boiler dimasukkan kapur (Ca) dan dari dasar tungku yang bersuhu 750 - 950 ¼C dimasukkan udara akibatnya terbentuk lapisan mengambang yang membakar. Pada lapisan itu terjadi reaksi kimia yang menyebabkan sulfur terikat dengan kapur sehingga dihasilkan  CaSO4 yang berupa debu sehingga mudah jatuh bersama abu sisa pembakaran. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya pengurangan emisi sampai 98% dan abu CaSO4-nya bisa dimanfaatkan. Keuntungan sistim pembakaran ini adalah bisa menggunakan batu bara bermutu rendah dengan kadar belerang yang tinggi dan batu bara seperti ini banyak terdapat di Indonesia.
2. Proses terjadinya energi listrik
Pembakaran batu bara ini akan menghasilkan uap dan gas buang yang panas. Gas buang itu berfungsi juga untuk memanaskan pipa boiler yang berada di atas lapisan mengambang. Gas buang selanjutnya dialiri ke pembersih yang di dalamnya terdapat alat pengendap abu setelah gas itu bersih lalu dibuang ke udara melalui cerobong. Sedangkan uap dialiri ke turbin yang akan menyebabkan turbin bergerak, tapi karena poros turbin digandeng/dikopel dengan poros generator akibatnya gerakan turbin itu akan menyebabkan pula gerakan generator sehingga dihasilkan energi listrik.  Uap itu kemudian dialiri ke kondensor sehingga berubah menjadi air dan dengan bantuan pompa air itu dialiri ke boiler sebagai air pengisi.
Generator biasanya berukuran besar dengan jumlah lebih dari satu unit dan dioperasikan secara berlainan. Sedangkan generator ukuran menengah didisain berdasarkan asumsi bahwa selama masa manfaatnya akan terjadi 10.000 kali star-stop. Berarti selama setahun dilakukan 250 x star-stop maka umur pembangkit bisa mencapai 40 tahun. Bila daya generator meningkat maka kecepatannya meningkat pula dan bila kecepatan kritikan dilalui maka perlu dilakukan pengendalian poros generator supaya tidak terjadi getaran. Untuk itu konstruksi rotor dan stator serta mutu instalasi perlu ditingkatkan. Boilernya menggunakan sirkulasi alam dan menghasilkan uap dengan tekanan 196,9 kg/cm2 dan suhu 554¼C. PLTU ini dilengkapi dengan presipitator elektro static yaitu suatu alat untuk mengendalikan partikel yang akan keluar cerobong dan alat pengolahan abu batu bara. Sedang uap yang sudah dipakai kemudian didinginkan dalam kondensor sehingga dihasilkan air yang dialirkan ke dalam boiler. Pada waktu PLTU batubara beroperasi suhu pada kondensor naiknya begitu cepat, sehingga mengakibatkan kondensor menjadi panas. Sedang untuk mendinginkan kondensor bisa digunakan air, tapi harus dalam jumlah besar, hal inilah yang menyebabkan PLTU dibangun dekat dengan sumber air yang banyak seperti di tepi sungai atau tepi pantai. 
Efisiensi
Bila pada PLTU batu bara tekanan kondensornya turun, maka daya gunanya meningkat. Biasanya tekanan kondensor berhubungan langsung atau berbanding lurus dengan besarnya suhu air pendingin yang berasal dari uap pada kondensor. Jadi bila suhu itu rendah, maka tahanannya juga rendah dan pada suhu terendah akan dihasilkan/terjadi tekanan jenuh. Karena air pendingin itu biasanya terdiri dari air yang berasal dari uap turbin dan air berasal dari laut dan sungai. Akibatnya suhu terendah besarnya sesuai dengan air yang digunakan sehingga tekanan jenuh sulit diperoleh. Peningkatan daya guna bisa dilakukan dengan pemanasan ulang dan pembakaran batu bara yang kurang bermutu 
1. Pemanasan Ulang
 Hal ini bisa dilakukan dengan membagi turbin menjadi dua bagian yaitu bagian tekanan tinggi (TT) dan bagian tekanan rendah (TR) yang berada pada satu poros. Dengan demikian pembangkit ini mempunyai susunan sebagai berikut : Boiler - TT - TR - Generator. 
Cara kerjanya :
   Uap dari boiler dimasukan/dialirkan ke bagian TT, setela h uap itu dipakai dialirkan kembali ke boiler untuk pemanasan ulang. Kemudian uap dari boiler itu dialirkan lagi ke turbin TR untuk dipakai sebagai penggerak generator. Dengan demikian jumlah energi yang bisa dimanfaatkan menjadi besar akibatnya daya guna atau efiseinsi menjadi besar pula. Dari sini bisa disimpulkan bila turbin dibagi menjadi tiga bagian yaitu TT, TM, dan TR maka energi yang diperoleh juga besar, hal ini biasanya digunakan pada mesin dengan ukuran besar. 
Meningkatnya suhu (hingga mencapai 560 ¼C) dan tekanan (hingga mancapai 250 kg/cm2) uap tentunya menyebabkan pertumbuhan PLTU menjadi lebih pesat. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya efisiensi dan keandalan. Dengan meningkatnya daya berarti desain boiler juga harus diperbaiki yaitu dilengkapi dengan peralatan pengendalian NOx, peralatan untuk mengeluarkan sulfur dari gas buang dan peralatan untuk mencegah berbagai partikel keluar dari cerobong. Peningkatan efisiensi pada PLTU bisa juga dilakukan dengan cara menambah panjang sudu. Hal ini karena dengan sudu-sudu yang panjang berarti rugi-ruginya akan berkurang.
2. Pembakaran Lapisan Mengambang Bertekanan 
Proses pembakarannya menggunakan udara bertekanan atau dikompres berarti perpindahan panasnya meningkat akibatnya suhu uap dan gas buang juga meningkat. Gas buang yang panas ini setelah dibersihkan bisa dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin gas yang digandeng dengan generator sehingga dihasilkan energi listrik. Jadi energi listrik pada proses pembakaran ini dihasilkan oleh uap dan gas buang, hal inilah yang menyebabkan efisiensi pada pembakaran seperti ini meningkat. Selain dari itu turbin gas juga menghasilkan gas buang yang cukup panas yang bisa digunakan untuk memanaskan air yang keluar dari kondensor turbin uap yang selanjutnya dimasukkan ke boiler sedang gas yang sudah dingin di buang ke udara melalui cerobong. Dengan menggunakan pembakaran lapisan mengambang bertekanan, maka batu bara yang bermutu rendah bisa dimanfaatkan untuk menjadi energi listrik yang ramah lingkungan.
q

 

Pembangkit Listrik Tenaga Bioga (PLTB)



BAB II PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BIOGAS

2.1 Pengertia Pembangkit Listrik
Pembangkit listrik adalah bagian dari alat industri yang dipakai untuk memproduksi dan membangkitkan tenaga listrik dari berbagai sumber tenaga, seperti PLTU, PLTN, PLTA, PLTS, PLTSa,PLTBi dan lain-lain.
Bagian utama dari pembangkit listrik ini adalah generator, yakni mesin berputar yang mengubah energi mekanis menjadi energi listrik dengan menggunakan prinsip medan magnet dan penghantar listrik. Mesin generator ini diaktifkan dengan menggunakan berbagai sumber energi yang sangat bemanfaat dalam suatu pembangkit listrik.

2.2  Pengertian Biogas
                Biogas merupakan kandungan gas methane (CH4),gas ini hasil dari pembusukan kotoran ternak dan bahan organic yang sudah melalui proses. Kandungan gas Methana (CH4) bisa digunakan sebagai bahan bakar dikompor gas dan sekarang bisa digunakan sebagai bahan bakar mesin. Karna kandungan seperti di table berikut


2.3 Produksi Biogas
Prinsip pembuatan biogas adalah adanya dekomposisi bahan organik secara  anaerobik (tertutup dari udara bebas) untuk menghasilkan gas yang sebagian besar  adalah berupa gas metan (yang memiliki sifat mudah terbakar) dan karbon dioksida, gas inilah yang disebut biogas.




Gambar. Produksi biogas
Proses dekomposisi anaerobik dibantu oleh sejumlah mikroorganisme, terutama  bakteri metan. Suhu yang baik untuk proses fermentasi adalah 30-550 C, dimana pada  suhu tersebut mikroorganisme mampu merombak bahan bahan organik secara optimal.
Hasil perombakan bahan bahan organik oleh bakteri adalah gas metan . Komposisi biogas (%) kotoran sapi dan campuran kotoran ternak dengan sisa pertanian
2.4 Sistem Pembangkit  Listrik Tenaga Biogas
Ketika bahan bakar yang berupa minyak bumi dan gas alam semakin menipis maka biomasa mulai diperhitungkan menjadi solusi alternatif. Terlebih lagi saat kelompok hijau makin keras menyuarakan penghematan energi. Biomasa kemudian menjadi salah satu pilihan karena relatif mudah dikelola dan dapat diperbarui.
            Istilah biomasa di sini digunakan untuk mengelompokkan bahan organik baik dari tumbuhan ataupun hewan yang kaya akan cadangan energi. Sehingga setelah diubah menjadi energi kerap juga disebut dengan bioenergi. Selanjutnya bioenergi tersebut dapat digunakan sesuai kebutuhan. Untuk menghasilkan panas, gerak, atau untuk menghasilkan listrik. Dalam artikel ini secara umum akan digambarkan perubahan biomasa menjadi bioenergi. Dan secara khusus akan dilihat penerapannya untuk menghasilkan listrik. Lihat gambar dibawah ini


A.BAHAN BAKU
                 Dalam pembuatan biogas bahan yang dibutuhkan adalah limbah peternakan. Limbah tersebut didapatkan dari peternak-peternak yang sudah pekerja sama dalam pengolahan limba dan pengolahan ternak sendiri. Agar pengambilan limbah mudah dan tidak menyebar ketempat lain .
                Kandang sangat penting untuk pembersihan kotoran hewan  dan kesehatan hewan ternak. Maka daritu dibuatlah system kandang ganda tail to tail, Bagian-bagian kandang yaitu:
a. Lantai
                Lantai kandang harus dibuat lebih tinggi dari tanah sekitarnya dengan kemiringan 20 kearah selokan. Lantai kandang harus kuat dan cepat kering yaitu berupa lantai cor.
b. Dinding
                Dinding digunakan membatasi hewan ternak tidak keluar dan berkeliaran diluar kandang, Sehingga kotoran hewan tersebut terkumpul dikandang . Dan dinding tersebut menghalangi angin yang terlalu kencang
c.  Kerangka
                Kerangka ini untuk membatasi pergerakan hewan ternak didalam kandang.
d. Atap
                Atap ini untuk melindungi hewan ternak dari cahaya matahari yang panas, hujan dan pengontrolan suhu atau kelembaban udara dalam kandang
B.PROSES PEMBUATAN BIOGAS
                Proses pembuatan biogas membutuhkan beberapa langkah dan beberapa peralatan , yaitu:
a. Unit Pencampur Bahan atau Mixer
                Tempat ini adalah penampungan kotoran hewan ternak pertama dari kandang peternak untuk diaduk, campur,mikroba starter dan dihaluskan.  Alat tersebut menggunakan bak penampung, Motor listrik, gear box dan kipas mixer.
b. Digester
                Digester adalah tempat proses fermentasi atau pembusukan kotoran hewan, Hasil dari proses tersebut mendapatkan gas methan atau biogas
c. Pembuangan
                Bak in dibuat disamping degaster dan menyambung dengan digester karena sisa fermentasi atau pembusukan bahan baku, Limbah tersebut dapat diambil dan bisa dijadikan Pupuk.
d. Instalasi Pipa Gas
                Instalasi pipa gas ini digunakan untuk mengalirkan hasil gas ke tanki penampung gas dan mengontrol keluaran gas dari degaster.
e. Instalasi Pipa Air
                Instalasi pipa air ini digunakan untuk mengalirkan air , Air ini digunakan untuk pencampuran bahan dan pembersihan tangki degaster.
f. Instalasi Kelistrikan
                Instalasi kelistrikan dalam bagian ini harus berstandar yaitu gas-proof, Kelistrikan untuk power control biogas, indicator ,penerangan dan power motor listrik lainnya.
C.KONVERSI ENERGI BIOGAS MENJADI LISTRIK
                Konversi energy adalah perubahan energy satu menjadi energy lain seperti makalah ini yang
 Bahas yaitu “PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BIOGAS”. Energi biogas dikonversikan menjadi energy llistrik dengan beberapa tahapan dan menggunakan peralatan, yaitu:
a. Tangki Penampung
                Tangki penampung adalah tangki yang akan menampung biogas dari digester  dan persediaan bahan bakar biogas.

b. Separator
                Separator adalah alat untuk memisahkan biogas dengan air embun.
c. Mesin Penggerak “CAT@3520B”
                Mesin cat@3520B adalah mesin yang berbahan bakar biogas, biogas tersebut akan dibakar dalam mesin dan merubah menjadi energy gerak.
d. Generator
                Generator adalah alat untuk merubah energy gerak menjadi energy listrik,  dari mesin memutarkan rotor generator yang terdapat lilitan yang dialiri listrik DC Hingga menimbulkan medan magnet, Ketika rotor berputar medan magnet akan ikut berputar diantara lilitan stator generator yang akan menimbulkan energy listrik.
D.PENYALURAN ENERGI LISTRIK
                Hasil energy listrik akan disalurkan kekonsumen dengan melihat pembangkit dan bahan yang digunakan  akan mengeluarkan tegangan Jadi kita memilih konsumen kelas perumahan, melihat konsumen buat perumahan maka system penyaluran energy listrik pada line distribusi .
 Contoh pada gambar sebagai berikut


Generator-Distribusi line-Komsumsi



2.5 Perkembangan dan Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Biogas
                Untuk situasi sekaraang dan kedepan bahan bakar biomasa mulai diperhatikan dengan serius karena sumber energy biomasa solusi energy alternative, energy alternative ini bisa dihandalkan dengan melihat bahan baku yang ada disekitar masyarakat dan manfaat pengolahan limbah peternakan dan
lalu Mesin pengaduk ini akan mencampur bahan-bahan pembuatan biogas termasuk limbah ternak. Begitu bahan-bahan tersebut menyatu dikasih cairan stater microba (M4), cairan tersebut membantu percepat pembusukan pada bahan-bahan tersebut untuk menghasilkan gas methane atau biomassa.
                Perkembangan mesin diesel juga sangat penting untuk membantu konveresi energy karena efisiensi daya yang dihasilkan sangat besar dan sedikit energi terbuang sia-sia pada saat konversi energy gas menjadi gerak dan dijadikan energy listrik
2.6 Kelebihan dan Kekurangan
                Kelebihan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas ini membantu pengolahan sampah, limbah ternak dan Gas buang dari sisa pembakaran masi batas aman. Starting pembangkit yang cepat karena menggunakan mesin diesel modern dan system control yang hebat.
                Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas , Belum bisa dihandalkan pada beban kelas industry karena terbatasnya bahan primer pembuatan biogas .




Kamis, 21 Februari 2013

RIG HARMAND

PT. Harmand adalah perusahaan dibidang pertambangan minyak, PT. Harmand mempunyai Rig Drilling dengan kapasitas 2000 hp. System operasi rig menggunakan semi otomatis elektrikal dengan unit elektrikal seperti drawwork,mud pump digerakkan motor dc daya 800kw, power dc dari SCR dengan tegangan 600 vac.
Kini PT. Harmand beroperasi diarea pertamina field subang CLU-5.....

Minggu, 27 Februari 2011

electrical grounds on drilling rig


`ELECTRICAL GROUNDS
ON
DRILLING RIGS
ELECTRICAL GROUND
GROUND – RELAY OPERATION
  The 17LV68E2 ground relays are magnetically operated devices that operate when an electrical ground occurs. These relays have a lathching mechanism which must be mechanically reset after being tripped by an electrical ground.
 The ground relay is connected to the common negative bus of the electric drilling motor and generator power circuit  combination throught a disconnect switch. One end of the relay coil is connected permanently to ground.
  The main purpose of this relay is to remove power an the event of a flashover (electricity short-cutting across the sureface of a commutator) in either a motor or generator. It also serves as insulation failure protection for the entire system. With the disconnect switch closed (normal operating position), a ground in a lead ,cable, or field winding will complete the circuit through the relay coil. This energizes the coil (set to operate at 250 milliamperes or less) and immediately opens the relay contacts and removes power. The pointer  on the ground relay will then point to the red dot. The pointer can be seen through the window on the plate covering the relay (located in the main control compartment).
  Large rigs are usually divided into two power systems for grounding purpose. They use two ground relays, either of which will shut down its position of the complete system. On smaller rigs, one relay is used to shut down the complete system.
  When the ground relay trips, the power contactors are automatically opened and a light on the control panel comes on to signity the cause of the shut down. It is then necessary for the operator to return all throttles to the OFF position, reset the relay (push in the reset button) and by using assignment switches and throttles, pick up the generators and motors one at a time until he picks up the one in which the ground has occurred. If the ground is still on the system,the relay will operat again and shut down the equipment. A faulty circuit or machine can usually be isolated in this manner and operations can continue with the remaining machines.
  The disconnect switch (normally the SPST toggle type) is located between the ground relay and the negative bus for two reasons:
1.       It provides a means for testing to ground. With this switch open, the intentional ground is removed from the system and testing can be performed with a megohmmeter or other means.
2.       It permits the driller to continue operation with a ground on the system by disconnecting the relay from the negative line. This way, he can get off bottom or perform any other urgent short-time operations even though a system ground exists. Limit such operations and remove  the ground as soon as possible. Restore the reley  switch to its normally closed operating position after removing the ground.
This grounding system will effectively minimize damage caused by flashover, it is merely necessary to  clean up the commutator and then resume operations. The ground relay also serves to protect against cable faults and other insulation failures which might cause a fire or other damage. If the ground relay were removed by opening the cut-out switch while operating, these protective features would be lost.

PRINCIPAL CAUSES OF ELECTRICAL GROUNDS
Grounds are frequently caused by:
1.       Insulation which has been mechanically damaged by wear, abrasion, cutting, etc., and  insulation which has deteriorated by overheating
2.       Leaking paths (across string paths, armature bands,brush-holder insulators, field-coil connections, etc.) Which have formed on insulation surfaces. These paths are accumulations of carbon, dirt, oil, or grease.
3.       Moisture which permeates insulation and allows current to leak away.
4.       Foreign objects, such as tools, which become conductors themselves.

LOCATING ELECTRICAL GROUNDS
To locate electrical grounds:
1.       Return the throttles to OFF.
2.       Reset the ground relay.
3.       Assign main generators to the drilling motors one at a time (to pick up individual generator motor combinations) until the grounded power circuit combination is located.
4.       Open the ground –relay cut-out switch.
5.       Test insulation resistance of grounded circuit with a megohmmeter and record the reading
a.       Open the cicuit connections at various convenient point.
b.      Test separate  part s of the grounded circuit with a megohmmeter . Look for signs of grounds in the main generator, the drilling motor, leads, cables, and other components.                               
Note: Insulation in poor condition will give readings at the lower and the scale. A Zero reading indicates a complete ground.
6.       Reconnect the desired power circuit combinations and recheck the insulation resistance. If the ground has been corrected, the megohmmeter reading will be substantially higher than reading obtained in item
                Note: It is generally necessary to keep the power circuit readings           above one megohm to prevent serious trouble.
7.       Before continuting operations, be sure to close the ground-relay cut-out switch.